Kota wisata Yogyakarta adalah sumber inspirasi banyak hal, selain budaya, seni dan sejarah. Sejarah kota Yogyakarta sangat kental dengan eksistensi Kesultanan Mataram Yogyakarta, keberadaan Belanda pada masa lalu, dan sejarah kerajaan nusantara yang pernah ada di Kota Pendidikan ini.
Salah satu peninggalan masa lalu di Yogyakarta adalah benteng Vredenburg yang ada di jalan Margo Mulyo No. 6 Kota Yogyakarta yang sekarang fungsinya sudah berubah menjadi musium edukasi. Lokasi ini berhadapan langsung dengan Gedung Agung dan Kraton Kesultanan Yogyakarta.
Selain itu benteng Vredenburg juga berdekatan dengan bangunan bersejarah lainnya seperti gedung BNI 1946, gedung kantor Pos, gedung Bank Indonesia dan Societeit Militaire. Letaknya ini sangat strategis dan berada di titik nol kilometer pusat Kota Yogyakarta.
Bangunan Vredenburg, pada awalnya belum bernama Vredenburg seperti sekarang ini. Benteng tersebut di bangun oleh Sri Sultan Hamangku Buwono I pada tahun 1760 atas permintaan Belanda yang pada waktu itu dimasa Gubernur Jenderal Pantai Utara Jawa yang bernama Nicolaas Harting.
Tujuan awalnya dari maksud Sri Sultan Hamengku Buwono I adalah untuk menjaga keamanan istana keraton dan Kota Yogyakarta, tetapi ternyata dimanfaatkan kesempatan ini oleh Belanda dengan menjadi tempat untuk memudahkan kontrol Belanda atas Kota Yogya.
Kontruksi permulaan bangunan Vredenburg hanya terbuat dari dinding beton berbahan tanah dengan tiang-tiang kayu kelapa dengan bentuk masih bujur sangkar, ditambah dengan masing-masing sudut dari bangunan itu berupa bastion atau tempat penjagaan.
Kemudian pada tahun 1767 di masa Gubernur Jenderal H.W. van Ossenberg mulai melakukan perubahan bangunan menjadi lebih permanen dengan anggaran dari VOC. Pembangunannya dibawah pengawas seorang insinyur Belanda, Ir. Frans Haak.
Proses pembangunan benteng ini sangat memakan waktu lama, yaitu hampir 20 tahun, sehingga baru selesai pada tahun 1787. Di tahun itu juga diresmikan dan baru diberi nama 'Rustenberg' yang artinya tempat peristirahatan. Pada masa lalu banyak pentinggi Hindia Belanda baik yang di Kota Yogya atau dari Batavia dan dari Nederland, jika berkunjung ke Yogya selalu menjadikan Benteng Rustenburg sebagai tempat peristirahatan.
Pada tahun 1867 terjadi gempa besar di Yogyakarta yang banyak merusak bangunan-bangunan di Kota Yogya dan sekitarnya, termasuk juga sebagian bangunan benteng Rustenberg yang rusak. Setelah kerusakan bangunan diperbaiki nama benteng ini diubah menjadi Benteng Vredenburg yang artinya perdamaian.
Pada tahun 1799 perusahaan VOC bangkrut, sehingga semua penguasaan aset VOC jatuh ke Pemerintah Kerajaan Belanda dibawah Gubernur Herman Willem Daendels, tetapi status tanah secara yuridis formal tetap milik kasultanan.
Kemudian pada tahun 1811 Pemerintah Inggris berkuasa di Nusantara sehingga status Benteng Vredenburg jatuh ke tangan pemerintah Inggris melalui Wakil Gubernur untuk Hindia Belanda, Thomas Stamford Raffles.
Pada tahun 1942 saat Jepang masuk ke Indonesia, status Benteng Vredenburg diambil alih Nippon berada dibawah pengawasan Kooti Zium Kyoku Tjokan (Gubernur Jepang) yang pada saat itu berkantor di Gedung Gedung Agung yang mereka ubah namanya menjadi Tjokan Kantai. Benteng Vredenburg adalah tempat bagi para kompetai Nippon.
Sekarang Benteng Vredenburg telah difungsikan sebagai musium edukasi yang dikelola oleh Unit Musium Benteng Vredenburg Pemda Provinsi Yogyakarta. Musium ini menyampaikan berbagai informasi, seperti sejarah, budaya, seni dan berbagai unsur pendidikan lainnya untuk generasi muda dan juga menjadi area rekreasi yang menyenangkan khususnya untuk anak-anak. Berbagai sajian dalam musium ini dalam format yang edukatif dan entertainment.
Tag. : Yogya, Yogyakarta, Musium, Musium Benteng Vredenberg, Benteng Vredenberg, Vredenberg
Gerbang Bangunan Benteng Vredenburg Yogyakarta yang sekarang menjadi Musium Edukasi |
Salah satu peninggalan masa lalu di Yogyakarta adalah benteng Vredenburg yang ada di jalan Margo Mulyo No. 6 Kota Yogyakarta yang sekarang fungsinya sudah berubah menjadi musium edukasi. Lokasi ini berhadapan langsung dengan Gedung Agung dan Kraton Kesultanan Yogyakarta.
Tiket masuk Benteng Vredenburg Yogyakarta hanya Rp. 3.000,- saja. |
Selain itu benteng Vredenburg juga berdekatan dengan bangunan bersejarah lainnya seperti gedung BNI 1946, gedung kantor Pos, gedung Bank Indonesia dan Societeit Militaire. Letaknya ini sangat strategis dan berada di titik nol kilometer pusat Kota Yogyakarta.
Bagian dalam Benteng Vredenburg Yogyakarta |
Bangunan Vredenburg, pada awalnya belum bernama Vredenburg seperti sekarang ini. Benteng tersebut di bangun oleh Sri Sultan Hamangku Buwono I pada tahun 1760 atas permintaan Belanda yang pada waktu itu dimasa Gubernur Jenderal Pantai Utara Jawa yang bernama Nicolaas Harting.
Benteng Vredenburg di bagian dalam dengan bangunan yang antik. |
Tujuan awalnya dari maksud Sri Sultan Hamengku Buwono I adalah untuk menjaga keamanan istana keraton dan Kota Yogyakarta, tetapi ternyata dimanfaatkan kesempatan ini oleh Belanda dengan menjadi tempat untuk memudahkan kontrol Belanda atas Kota Yogya.
Banyak peninggalan di dalam Benteng Vredenburg Yogyakarta. |
Kontruksi permulaan bangunan Vredenburg hanya terbuat dari dinding beton berbahan tanah dengan tiang-tiang kayu kelapa dengan bentuk masih bujur sangkar, ditambah dengan masing-masing sudut dari bangunan itu berupa bastion atau tempat penjagaan.
Patung Pejuang RI |
Kemudian pada tahun 1767 di masa Gubernur Jenderal H.W. van Ossenberg mulai melakukan perubahan bangunan menjadi lebih permanen dengan anggaran dari VOC. Pembangunannya dibawah pengawas seorang insinyur Belanda, Ir. Frans Haak.
Proses pembangunan benteng ini sangat memakan waktu lama, yaitu hampir 20 tahun, sehingga baru selesai pada tahun 1787. Di tahun itu juga diresmikan dan baru diberi nama 'Rustenberg' yang artinya tempat peristirahatan. Pada masa lalu banyak pentinggi Hindia Belanda baik yang di Kota Yogya atau dari Batavia dan dari Nederland, jika berkunjung ke Yogya selalu menjadikan Benteng Rustenburg sebagai tempat peristirahatan.
Pada tahun 1867 terjadi gempa besar di Yogyakarta yang banyak merusak bangunan-bangunan di Kota Yogya dan sekitarnya, termasuk juga sebagian bangunan benteng Rustenberg yang rusak. Setelah kerusakan bangunan diperbaiki nama benteng ini diubah menjadi Benteng Vredenburg yang artinya perdamaian.
Pada tahun 1799 perusahaan VOC bangkrut, sehingga semua penguasaan aset VOC jatuh ke Pemerintah Kerajaan Belanda dibawah Gubernur Herman Willem Daendels, tetapi status tanah secara yuridis formal tetap milik kasultanan.
Kemudian pada tahun 1811 Pemerintah Inggris berkuasa di Nusantara sehingga status Benteng Vredenburg jatuh ke tangan pemerintah Inggris melalui Wakil Gubernur untuk Hindia Belanda, Thomas Stamford Raffles.
Pada tahun 1942 saat Jepang masuk ke Indonesia, status Benteng Vredenburg diambil alih Nippon berada dibawah pengawasan Kooti Zium Kyoku Tjokan (Gubernur Jepang) yang pada saat itu berkantor di Gedung Gedung Agung yang mereka ubah namanya menjadi Tjokan Kantai. Benteng Vredenburg adalah tempat bagi para kompetai Nippon.
Patung Jenderal Sudirman di Benteng Vredenburg yang dibuat setelah masa Kemerdekaan RI. |
Sekarang Benteng Vredenburg telah difungsikan sebagai musium edukasi yang dikelola oleh Unit Musium Benteng Vredenburg Pemda Provinsi Yogyakarta. Musium ini menyampaikan berbagai informasi, seperti sejarah, budaya, seni dan berbagai unsur pendidikan lainnya untuk generasi muda dan juga menjadi area rekreasi yang menyenangkan khususnya untuk anak-anak. Berbagai sajian dalam musium ini dalam format yang edukatif dan entertainment.
Tag. : Yogya, Yogyakarta, Musium, Musium Benteng Vredenberg, Benteng Vredenberg, Vredenberg