Seiring dengan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan kesadaran untuk menjalani pola hidup sehat, maka budaya konsumsi makanan juga ikut berubah. Masyarakat yang telah memiliki kesadaran ini lebih memilih makanan sehat dan alami. Salah satu bahan makanan penting yang sering dikonsumsi sehari-hari adalah gula. Saat ini semakin banyak yang menghindari gula dengan sukrosa tinggi yang meningkatkan kadar gula darah.
Salah satu gula yang akhir-akhir ini sedang trand adalah gula aren, karena memiliki kadar sukrosa rendah dan bahan masih alami tanpa proses kristalisasi tak alami seperti gula putih. Gula pasir melalui proses pemutihan dengan campuran zat kimia belerang oksida dan proses kristalisasi kimia dan fisik yang berulang, sedangkan gula merah tidak. Inilah kelebihan gula nira yang lebih alami.
Gula merah aren atau dipasaran sering disebut gula merah saja atau juga gula jawa merupakan gula yang menjadi campuran berbagai macam makanan dan minuman. Gula merah memiliki citra rasa yang khas dan berbeda dengan gula pasir. Jenis gula ini lebih banyak digunakan untuk membuat kue-kue tradisional dan juga minuman tradisional. Seperti dodol, cendol, lupis, bagian dalam dadar gulung, campuran cuka untuk pempek, bubur merah putih dan sebagainya.
Saat ini gula merah banyak dijumpai baik di pasar tradisional maupun pasar modern, seiring dengan permintaan yang semakin lama semakin tinggi. Gula merah yang kalau dihotel-hotel itu disebut dengan brown sugar itu kini tersedia juga dengan berbagai kemasan menarik. Tetapi masyarakat umumnya lebih memilih yang tradisional dalam bentuk batangan cetakan, karena dianggap lebih alami.
Gula merah nira berasal dari air nira yang disadap dari batang paling atas dari pohon aren. Pohon aren ini berbuah kolang-kaling yang banyak dikonsumsi pada saat bulan Romadon untuk berbuka puasa. Hasil dari air nira dari penyadapan batang pohon aren. Pada ujung tangkai-tangkai buah pohon aren inilah yang menjadi sumber air nira. Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu pembersihan disekitar batang tandan dengan melepaskan pelepah-pelepah buah aren yang biasa disebut kolang-kaling itu.
Setelah itu dibagian ujung tangkai buah itu dipasang batang pohon bambu yang dapat menampung air nira yang menetes-netes keluar dari ujung tangkai buah aren. Bagian bawah batang bambu ditutup agar air nira tidak bocor dan air nira dapat tertampung dengan baik. Setelah banyak meneteskan air nira, biasanya ujung tangkai akan mengering, maka ujung tangkai itu dipotong sedikit agar kembali mengeluarkan air nira.
Cara Pembuatan Gula Merah Aren
Pertama siapkan air gula merah nila hasil dari penyadapan. Agar air nira bersih dan tidak ada serabut nila, kulit pohon, semut atau lainnya maka air nira tersebut harus disaring terlebih dahulu. Kemudian siapkan wajan dengan ukuran sedang sesuai dengan volume air nira yang didapat.
Air nira dalam wajan tersebut kemudian dipanaskan dengan suhu 100% seperti memasak air untuk minum
sampai kira-kira air 15 - 20 menit. Tambahkan air santan yang diberi satu sendok minyak goreng agar air nila lebih cepat mengental dan keras.
Aduk-aduk terus sampai air nira yang sebelumnya cair semakin mengental dengan cara memutar-mutar pengaduk. Air gula merah lama-lama akan berubah warna menjadi merah kecoklatan. Terus diaduk sampai gula semakin pekat dan agak mulai mengeras.
Sebelum mengeras siapkan cetakan. Contoh cetakan yang umum digunakan adalah batok kelapa yang dibagi dua atau juga batang bambu yang dipotong-potong seperti cincin yang bagian dasarnya lapisan daun pisang. Masukkan adonan gula merah itu ke dalam cetakan sebelum gula merah mengeras.
Setelah gula merah atau gula aren mengeras maka keluarkan dari cetakan. Siap untuk dikemas dengan daun pisang atau dengan daun janur kelapa akan lebih baik dari pada menggunakan plastik yang mengandung zat kimiawi.
TheIndonesiaAdventure.com Team Writter
Tag. : Gula Merah, gula nira, gula merah nira, gula, gula nira, cara membuat gula merah, gula jawa, brown sugar, gula merah kue, kuliner, kuliner tradisional, gula alami, gula sehat, rendah kadar gula
Gula Merah Aren yang semakin banyak peminatnya |
Salah satu gula yang akhir-akhir ini sedang trand adalah gula aren, karena memiliki kadar sukrosa rendah dan bahan masih alami tanpa proses kristalisasi tak alami seperti gula putih. Gula pasir melalui proses pemutihan dengan campuran zat kimia belerang oksida dan proses kristalisasi kimia dan fisik yang berulang, sedangkan gula merah tidak. Inilah kelebihan gula nira yang lebih alami.
Gula merah aren atau dipasaran sering disebut gula merah saja atau juga gula jawa merupakan gula yang menjadi campuran berbagai macam makanan dan minuman. Gula merah memiliki citra rasa yang khas dan berbeda dengan gula pasir. Jenis gula ini lebih banyak digunakan untuk membuat kue-kue tradisional dan juga minuman tradisional. Seperti dodol, cendol, lupis, bagian dalam dadar gulung, campuran cuka untuk pempek, bubur merah putih dan sebagainya.
Gula Merah Aren yang sudah jadi. |
Saat ini gula merah banyak dijumpai baik di pasar tradisional maupun pasar modern, seiring dengan permintaan yang semakin lama semakin tinggi. Gula merah yang kalau dihotel-hotel itu disebut dengan brown sugar itu kini tersedia juga dengan berbagai kemasan menarik. Tetapi masyarakat umumnya lebih memilih yang tradisional dalam bentuk batangan cetakan, karena dianggap lebih alami.
Gula merah nira berasal dari air nira yang disadap dari batang paling atas dari pohon aren. Pohon aren ini berbuah kolang-kaling yang banyak dikonsumsi pada saat bulan Romadon untuk berbuka puasa. Hasil dari air nira dari penyadapan batang pohon aren. Pada ujung tangkai-tangkai buah pohon aren inilah yang menjadi sumber air nira. Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu pembersihan disekitar batang tandan dengan melepaskan pelepah-pelepah buah aren yang biasa disebut kolang-kaling itu.
Setelah itu dibagian ujung tangkai buah itu dipasang batang pohon bambu yang dapat menampung air nira yang menetes-netes keluar dari ujung tangkai buah aren. Bagian bawah batang bambu ditutup agar air nira tidak bocor dan air nira dapat tertampung dengan baik. Setelah banyak meneteskan air nira, biasanya ujung tangkai akan mengering, maka ujung tangkai itu dipotong sedikit agar kembali mengeluarkan air nira.
Cara Pembuatan Gula Merah Aren
Pertama siapkan air gula merah nila hasil dari penyadapan. Agar air nira bersih dan tidak ada serabut nila, kulit pohon, semut atau lainnya maka air nira tersebut harus disaring terlebih dahulu. Kemudian siapkan wajan dengan ukuran sedang sesuai dengan volume air nira yang didapat.
Air nira dalam wajan tersebut kemudian dipanaskan dengan suhu 100% seperti memasak air untuk minum
sampai kira-kira air 15 - 20 menit. Tambahkan air santan yang diberi satu sendok minyak goreng agar air nila lebih cepat mengental dan keras.
Aduk-aduk terus sampai air nira yang sebelumnya cair semakin mengental dengan cara memutar-mutar pengaduk. Air gula merah lama-lama akan berubah warna menjadi merah kecoklatan. Terus diaduk sampai gula semakin pekat dan agak mulai mengeras.
Sebelum mengeras siapkan cetakan. Contoh cetakan yang umum digunakan adalah batok kelapa yang dibagi dua atau juga batang bambu yang dipotong-potong seperti cincin yang bagian dasarnya lapisan daun pisang. Masukkan adonan gula merah itu ke dalam cetakan sebelum gula merah mengeras.
Setelah gula merah atau gula aren mengeras maka keluarkan dari cetakan. Siap untuk dikemas dengan daun pisang atau dengan daun janur kelapa akan lebih baik dari pada menggunakan plastik yang mengandung zat kimiawi.
TheIndonesiaAdventure.com Team Writter
Tag. : Gula Merah, gula nira, gula merah nira, gula, gula nira, cara membuat gula merah, gula jawa, brown sugar, gula merah kue, kuliner, kuliner tradisional, gula alami, gula sehat, rendah kadar gula