Gedung besejarah Lawang Sewu adalah bangunan di tengah Kota Semarang. Bangunan cantik ini dulunya adalah Kantor Pusat Kereta Api (Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) pertama di Hindia Belanda. Gedung ini mulai dibangun oleh Belanda pada tanggal 27 Februari 1904 oleh dua arsitek Belanda yang bernama Prof. Jacop K. Klinkhamer dan BJ Oendaag. Bangunan intinya selesai pada tahun 1907.
|
Gedung Lawang Sewu di Kota Semarang |
Bangunan Lawang Sewu berdekatan dengan bundaran Tugu Muda yang pada zaman Belanda disebut dengan nama tugu Wilhelminaplein. Sebuah bundaran yang menjadi latar pemandangan depan dari gedung Lawang Sewu. Bundaran Tugu Muda ini adalah pusat Kota Semarang yang paling ramai dan metropolis.
Sampai sekarang ini Gedung Lawang Sewu digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia sebagai Musium Kereta Api, cuma sayangnya konten dari sejarah kereta apinya belum banyak. Jadi pada umumnya pengunjung datang kesini karena keunikan dari gedung Lawang Sewu.
|
Bagian dalam gedung Lawang Sewu ada konten sejarah kereta api di Indonesia |
|
Miniatur Lokomotif Kereta Api di Lawang Sewu |
Lawang Sewu yang dalam bahasa Jawa artinya pintu seribu. Sebutan untuk
gedung tua yang berada di jalan Pemuda itu maklum itulah adanya dan
istilah Lawang Sewu memang sudah lama sejak sejak zaman kolonial pun
sudah disebut demikian. Mengapa tidak disebut Gedung PT KAI atau Gedung Kerata Api atau nama lainnya. Mengapa bernama Lawang Sewu? Apakah karena pintunya memang berjumlah seribu?
Tentu banyak yang penasaran, karena sebuah gedung yang pintunya sampai seribu tentu sangat banyak. Seandainya pun memang banyak apa gunanya sebuah gedung dengan banyak pintu? Hal yang hebatnya lagi. Pintunya itu adalah pintu yang besar dan berkualitas bagus.
|
Gedung Lawang Sewu, Lorong bagian luar dengan pintu-pintunya |
Pintu bangunan bersejarah Lawang Sewu sebanyak 492 buah saja, jadi tidak sampai seribu. Tetapi memang daun pintunya berjumlah 1200 buah daun pintu. Mungkin yang dimaksud Lawang Sewu itu adalah daun pintunya yang lebih dari seribu. Kok bisa pintunya 492, tetapi daun pintunya 1200 daun pintu. Setelah diamati ternyata banyak pintu yang satu pintunya saja menggunakan 4 buah daun pintu. Akhirnya kembali menjadi muncul pertanyaan baru. Mengapa harus menggunakan 4 pintu? Nah loh! Ini wisata bukan ujian. Hehehe..
Mungkin ini bertujuan sebagai seni bangunan, karena memang penampakkan pintu-pintu itu sangat artistik dan sering menjadi spot photo yang menarik bagi photogfer. Terbukti para pengunjung sibuk selfie di pintu-pintu itu. Kalau Anda yang kesini kali gak gitu ya? Ach gak yakin juga. Hehehe
|
Gerbang dalam Lawang Sewu, Semarang |
Kami telusuri beberapa ruangan yang satu ruangannya saja ada banyak pintu. Ada banyak sekali macam-macam ruangan, lorong-lorong dan tangga-tangga naik. Ada lorongan yang sangat panjang dengan sepanjang lorongnya adalah pintu. Ini luar biasa menarik untuk jadi objek photo yang menarik juga. Kembali lagi ke pertanyaan mengapa harus banyak pintu? Nah ini susah sekali jawabnya, tetapi kembali ke tuntutan seni tadi yang kalau dijadikan objek photo terbukti sangat instagramable.
|
Bagian atas Lawang Sewu yang sangat menarik |
Hal lain mungkin sebuah ruangan kalau banyak pintunya akan mudah bagi akses keluar masuk orang tanpa tabrakan. Ah jawabannya jadi lucu ya? Hehehe, karena ruangan kecil-kecil saja ada banyak pintunya.
Mungkin kita tutup saja pertanyaan-pertanyaan ini, kita nikmati saja pemadangan gedung tua yang besar dengan seni art deco ala colonial Belanda yang ini. Jangan ditanya ke pemandunya karena mereka tidak akan jawab. Kali mereka juga pusing jawabnya ya? Hehehe
Ada lagi yang menarik dari Gedung Lawang Sewu yaitu jendela-jendela yang berada di bagian atas. Dibagian itu akan kita temui setelah kita memasuki lorong dan menaiki tangga, kemudian akan kita temui tiga sebuah jendela kaca besar. Jedela dengan gaya art deco itu bagian atasnya lengkup setengah lingkaran dan cukup tinggi.
|
Lawang Sewu, ruangan paling atas dengan tiga jendela besar dengan kaca bermotif. |
Kacanya adalah kaca bermotif gambar-gambar yang manarik. Sebuah motif yang bergaya Eropa pada masa abad 18 - 19. Cahaya dari luar masuk kedalam ruangan atas tengah yang gelap, sehingga gambar-gambar motif dari kaca itu akan tergambar ke tembok-tombok gedung bagian dalam. Cukup cantik untuk diphoto.
Kalau mampir ke Semarang jangan lupa ke Gedung Lawang Sewu siapa tahun Anda yang menemukan jawabannya. Oh ya jangan terlalu dipikirkan mengenai misteri mistis-mistisnya. Disini faktanya aman dan nyaman kok tidak ada hal yang menakutkan.
|
Bagian tengah dari bangunan Lawang Sewu |
Kalau misteri mengenai penjara bawah yang kalau masuk kita harus jongkok. Konon itu dulu memang digunakan di zaman Belanda. Para tahanan yang masuk ruangan itu cukup berdesakan dan harus selalu congkok. Ah untung kita sudah merdeka ya.
|
Sejarah Lawang Sewu |
Ada juga misteri lain mengenai ruangan basement yang ditutup sejak tahun 1914, ya memang itu ada silahkan ditanyakan ke Pemandu Wisatanya. Selamat berwisata!
Photografer : Azzahra R.
TheIndonesiaAdventure.com Team Writter
Tag. :
Lawang Sewu, Bangunan Lawang Sewu, Semarang, Kota Semarang, Misteri Lawang Sewu