Provinsi Lampung merupakan wilayah yang banyak di lalui oleh sungai, termasuk Kabupaten Way Kanan yang berada di utara Lampung juga banyak dilalui oleh sungai. Kabupaten yang terkenal dengan sebutan seribu satu air terjun ini memang memiliki pesona wisata air yang sangat alami dan indah.
Dalam bahasa Lampung kata "way" artinya sungai atau air. Ada lima aliran sungai yang melalui wilayah Kabupaten Way Kanan yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatra Selatan itu, yaitu; Way Kanan, Way Umpu, Way Besai, Way Tahmi dan Way Giham.
Diantara sungai tersebut yang terluas adalah Way Kanan. Salah satu sungai tersebut Way Besai memiliki luas 87.000 ha. Way Besai mengalir dari hulunya di Pegunungan Bukit Barisan, sepanjang 113 km dengan lebar rata-rata antara 60 meter sampai 70 meter. Sungai ini banyak memiliki anak-anak yang menyebar di sekitar wilayah Way Kanan.
Keberadaan Way Besai ini karena kawasan Bukit Barisan yang masih terjaga dan menjadi sumber air yang stabil. Selain Way Besai ini juga menampung hujan pada saat musimnya sehingga airnya terkadang meluap, tetapi sumber air yang permanen berasal dari pegunungan dan perbukitan dengan hutan yang masih terjadi di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan.
Pada saat musim kemarau air sungai ini tidak terlalu deras, tetapi sangat jernih dan sangat nyaman untuk berenang dan mandi. Sedangkan pada musim penghujan arus sangat deras dan warna air terkadang agak kecoklatan karena pada awal musim hujan akan membawa lumpur yang berada di hulu.
Di dalam aliran sungai banyak terdapat batu sungai hitam yang sebagian besar berbentuk bulat, lonjong, tetapi juga ada yang besar dengan bentuk tak beraturan. Batu sungai atau batu kali yang berwarna hitam ini sangat khas pada sebagian besar sungai di Indonesia. Akan lebih banyak pada bagian hulu, sedangkan pada bagian muara akan banyak lumpur tanah dan pasir.
Keberadaan sungai ini sangat menguntungkan bagi Way Kanan dan masyarakat setempat, selain dapat dijadikan sebagai lokasi wisata, juga dapat dijadikan tempat mencari napkah pencari ikan dengan memancing atau membuat kerambah dan keuntungan ekonomi lainnya sebagai kebutuhan sehari-hari untuk mandi dan cuci.
Kerambah yang biasa dibuat oleh masyarakat Way Kanan berupa sangkar bambu yang berukuran sekitar 1 sampai 2 meter yang dijalin seperti ketupat untuk dibenamkan kedalam air. Dalam beberapa waktu kemudian diangkat dan jika beruntung didalamnya biasanya terdapat ikan yang terjerat tidak bisa keluar. Jenis-jenis ikan juga sangat beragam pada umumnya yang sering ditemukan adalah ikan lele, patin, mujair, nila, sidat, belut dan baung.
Jangan lupa juga bahwa pada masa lalu sungai di Sumatra menjadi lalulintas transportasi yang utama, termasuk sungai Besai ini pada masa lalunya digunakan untuk mengangkut hasil bumi dengan menggunakan rakit bambu dari hulu di Lampung Barat dan Way Kanan ke Tulang Bawang dan ke Kuala Teladas yang menjadi muaranya.
Bahkan pada masa lalu kekuatan maritim Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Palembang Darussalam, dan Kesultanan Tulang Bawang juga menggunakan sungai-sungai ini sebagai media transportasi untuk mencapai hulu atau sebaliknya ke muara.
Kali ini Team TheIndonesiaAdventure mencoba menyusuri Sungai Way Besai yang ada di Desa Banjar Sari, Kecamatan Baradatu Way Kanan. Sebelum dari Banjar Sari hulu sungai ini bersumber dari Desa Setia Negara, Kecamatan Baradatu.
Di aliran ini juga ada jembatan gantung yang dibuat secara tradisional dengan menggunakan tali dan balok-balok papan, tetapi jembatan ini sangat fungsional dan digunakan untuk aktifitas masyarakat sehari-hari untuk menuju kebun atau lalu lalang anak sekolah. Kondisi jembatan ini sangat baik dan kokoh.
Pada umumnya daerah kiri dan kanan aliran Way Besai ini adalah perkebunan penduduk seperti karet, sawit, kopi dan lada, tetapi ada juga palawija jagung dan cabai.
Sumber air dari pegunungan Bukit Barisan yang berada di Lampung Barat dan Kecamatan Banjit, Way Kanan daerah aliran sungai (DAS) Way Besai mengalir dari wilayah Banjit kemudian ke Baradatu, kemudian ke Gunung Labuhan, Negeri Agung, Blambangan Umpu, dan kemudian ke Kecamatan Pakuan Ratu.
Pada wilayah Pakuan Ratu ini aliran sungai bersatu dengan aliran sungai yang lebih besar yaitu Sungai Way Umpu yang mengalir dari Kecamatan Bumi Agung, sehingga daerah areal aliran sungainya semakin membesar dan semakin deras menuju Kecamatan Negeri Batin.
Kemudian dari Negeri Batin inilah sungai ini mengalir ke Kampung Kiling-Kiling terus mengalir sampai Kampung Pagar Iman di Kecamatan Negeri Besar. Dari Kampung Pagar Iman inilah kemudian ke Kampung Toto Wonodadi di Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat yang berada di sisi timur selatan Kabupaten way Kanan. dan kemudian Sungai Besai ini bermuara ke Sungai Tulang Bawang.
Sungai Tulang Bawang ini melalui Kota Menggala yang berpenduduk cukup ramai di Kabupaten Tulang Bawang dan bermuara ke Kuala Teladas dan akhirnya ke Laut Jawa di Kecamatan Dente Teladas di Kabupaten Tulang Bawang.
Berbeda dengan sungai-sungai di Pulau Kalimantan yang relatif lurus, sungai-sungai di Pulau Sumatra karena daerah aliran sungai melalui perbukitan dan pegunungan maka lebih banyak berkelok-kelok dengan bentuk aliran yang lebih rumit. Perjalanan aliran sungai sangat berliku-liku sering seperti huruf “S” yang berulang-ulang. Demikian berkelok-keloknya sampai sungai berulang kali mendekati titik aliran yang sebelumnya, baru kemudian menjauh.
Daerah aliran sungai dari Lampung Barat, Way Kanan, Tulang Bawang Barat dan Tulang Bawang dan bermuara di Laut Jawa. Secara total jarak tempuh seluruhnya dari Lampung Barat sampai Tulang Bawang mencapai kuran g lebih 879 Km. Panjang sungai ini tergolong sangat panjang di Indonesia. Sungaii terpanjang di Indonesia adalah sungai Kapuas dengan jarak DAS sepanjang 1143 km, kemudian sungai Mahakam, Sungai Barito, Sungai Batanghari dan Sungai Musi.
Hal yang tidak banyak diperhatikan orang adalah aliran sungai Sungai Way Besai jika panjangnya aliran sungainya disambung dengan daerah aliran sungai Tulang Bawang yang merupakan muaranya bisa lebih panjang dari sungai Musi di Sumatra Selatan dan Sungai Batanghari di Jambi, karena sungai hulu Way Besai dan Sungai muara Tulang secara fisik adalah satu aliran sungai. Panjang sungainya bisa hampir sama dengan Sungai Barito di pulau Kalimantan.
Festival Bamboo Rafting
Lokasi dialiran sungai di Banjar Sari sering digunakan untuk even-even bambu rafting ( bamboo rafting ) yang terkenal di Way Kanan. Biasanya dilaksanakan pada saat merayakan hari lahir Kabupaten Way Kanan dibulan April dan acaranya berbarengan dengan acara Festifal Radin Jambat.
Festival Bamboo Rafting yang sudah dilaksanakan sebanyak dua kali ini sudah menjadi kalender tetap pariwisata Kabupaten Way Kanan. Ajang ini digunakan sebagai promisi wisata Way Kanan untuk sekala nasional dan juga internasional.
Even-even ini juga
dikunjungi oleh wisatawan-wisatawan mancanegara, seperti dari Eropa,
Jepang, Korea, dan Malaysia. Demikian juga dengan wisatawan domestik
dari berbagai provinsi yang ikut meramaikan festival ini, biasanya dari
berbagai komunitas seperti komunitas sepeda, komunitas kopi dan
sejenisnya.
Festival Bambu Rafting
telah menjadi agenda unggulan Pemda Way Kanan, agenda ini
biasanya berbarengan dengan Festival Radin Jambat. Selain acara bambu
rafting dilokasi setempat juga ada pagelaran seni dan budaya.
Bambu rafting ini adalah sejenis wisata dan juga olah raga air di sungai dengan menggunakan alat bambu-bambu yang dirakit dengan tali rapia atau tali bambu yang cukup untuk dinaikkan oleh 3 atau 4 orang. Rumpun-rumpun bambu ini mudah ditemukan disepanjang pinggiran sungai.
Aktifitas tranportasi rakit ini memang sudah biasa dilakukan sejak dulu ketika seorang petani pekebun di Way Kanan akan mengantarkan hasil panennya di daerah yang lebih ke arah muara. Sampai dimuara hasil panennya dijual berikut juga dengan rakit bambunya turut dijual.
Untuk berjalan dan mengendalikan seorang pengendara bambu rafting harus ahli menggunakan bambu panjang untuk mengarahkan atau mendorong rakit ke arah yang diinginkan. Selain dengan tongkat atau bilah bambu, pergerakan rakit juga dengan menggunakan dayung untuk lokasi sungai yang agak dalam.
Wisata Arung Jeram
Selain adanya festifal bambu rafting yang membuat ramai, wisata dan olah raga air berupa arung jeram. Berbeda dengan bambu rafting yang menggunakan alat tradisional, arung jeram yang biasa dilakukan di sungai-sungai Way Kanan dengan menggunakan ban-ban karet dan juga perahu boat untuk beberapa orang penumpang.
Aktifitas ini biasa dilakukan dipost sungai di Banjar Sari atau juga di Kampung Wisata Gedung Batin. Dilokasi ini sudah ada pengelolaan untuk wisata air ini, termasuk juga penyewaan ban atau juga boat. Arung jeram dimulai dari pos hulu yang ada Gedung Batin kemudian finis aliran sungai Gedung Batin dibawah jembatan gantung Gedung Batin.
Rumah Adat Lampung Way Kanan di Kampung Wisata Gedung Batin
Di sepanjang aliran Way Besai di Way Kanan ini cukup unik karena banyak juga rumah-rumah penduduk yang masih berupa rumah panggung. Fungsi utama rumah panggung ini selain untuk menghindari dampak banjir dari aliran sungai yang besar juga untuk menghindari dari gangguan binatang liar. Salah satu perkampungan dengan rumah adat panggung khas Way Kanan berada di daerah aliran sungai di Gedung Batin, Kecamatan Blambangan Umpu.
Bahkan pada tahun 2018 Kampung Wisata Gedung Batin yang telah ditetapkan sebagai perkampungan wisata Kabupaten Way Kanan ini pernah meraih penghargaan juara dua terpopuler pada ajang Anugerah Pesona Indonesia tahun 2018 yang dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata yang penghargaannya diserahkan langsung ke Wakil Bupati Way Kanan, Edward Antony di Jakarta.
Sebagian besar rumah-rumah panggung tua itu banyak berada di Kampung Wisata Gedung Batin, tetapi memang sepanjang sungai ini rata-rata rumah-rumah penduduk banyak yang masih menggunakan rumah panggung.
Pada umumnya usia dari rumah-rumah panggung itu sudah sangat tua, bahkan usianya banyak yang mencapai ratusan tahun. Rumah-rumah adat yang tua ini menjadi saksi bisu atas perjalanan sejarah dari penduduk Way Kanan ketika mulai bermukim di daerah aliran Way Besai. Jika dilihat dari ukurannya rata-rata rumah panggung ini berukuran besar jika dibandingkan dengan ukuran rumah zaman sekarang.
Rumah yang berbahan dasar kayu ini menggunakan pokok-pokok kayu bulat utuh untuk menopang bagian kaki-kaki yang menjadi landasan dasarnya. Jumlah untuk kaki-kakinya ini sangat banyak tergantung luasnya rumah. Jenis kayu yang digunakan tergolong sudah sangat langka seperti kayu tenam dan ada juga dari jati tua. Batang-batang pohon juga digunakan untuk penopang utama rumah untuk membangun kerangkanya.
Hulu Way Besay Lampung Barat Memutarkan Turbin PLTA
Kekuatan arus air Way Besay yang berada di hulu Lampung Barat digunakan untuk memutar turbin pembangkit listrik tenaga air (PLTA) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Lampung yang berada di Sukapura, Kecamatan Sumber Jaya, Lampung Barat. PLTA adalah pembangkit yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik.
Potensi Way Besay Lampung Barat ini cukup tinggi dengan kekutan arus air yang stabil dan tidak terpengaruh musim kemarau atau musim hujan. Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Way Besai ini telah memberikan sumbangsih tenaga listrik sebesar 60 MW. Produksi PLTA Way Besai dan pusat tenaga listrik PLN Lampung lainnya mampu memenuhi sampai beban puncak Provinsi Lampung sebesar 978 MW.
Photografer : Azzahra R.
The Indonesia Adventure Team Writter
#TheIndonesiaAdventure
Tag:
Dalam bahasa Lampung kata "way" artinya sungai atau air. Ada lima aliran sungai yang melalui wilayah Kabupaten Way Kanan yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatra Selatan itu, yaitu; Way Kanan, Way Umpu, Way Besai, Way Tahmi dan Way Giham.
Diantara sungai tersebut yang terluas adalah Way Kanan. Salah satu sungai tersebut Way Besai memiliki luas 87.000 ha. Way Besai mengalir dari hulunya di Pegunungan Bukit Barisan, sepanjang 113 km dengan lebar rata-rata antara 60 meter sampai 70 meter. Sungai ini banyak memiliki anak-anak yang menyebar di sekitar wilayah Way Kanan.
Anak-anakk mandi di Way Besai |
Pada saat musim kemarau air sungai ini tidak terlalu deras, tetapi sangat jernih dan sangat nyaman untuk berenang dan mandi. Sedangkan pada musim penghujan arus sangat deras dan warna air terkadang agak kecoklatan karena pada awal musim hujan akan membawa lumpur yang berada di hulu.
Di dalam aliran sungai banyak terdapat batu sungai hitam yang sebagian besar berbentuk bulat, lonjong, tetapi juga ada yang besar dengan bentuk tak beraturan. Batu sungai atau batu kali yang berwarna hitam ini sangat khas pada sebagian besar sungai di Indonesia. Akan lebih banyak pada bagian hulu, sedangkan pada bagian muara akan banyak lumpur tanah dan pasir.
Daerah Aliran Sungai di Kampung Banjar Sari, Baradatu, Way Kanan |
Kerambah yang biasa dibuat oleh masyarakat Way Kanan berupa sangkar bambu yang berukuran sekitar 1 sampai 2 meter yang dijalin seperti ketupat untuk dibenamkan kedalam air. Dalam beberapa waktu kemudian diangkat dan jika beruntung didalamnya biasanya terdapat ikan yang terjerat tidak bisa keluar. Jenis-jenis ikan juga sangat beragam pada umumnya yang sering ditemukan adalah ikan lele, patin, mujair, nila, sidat, belut dan baung.
Jembatan Gantung di DAS Way Besai Pakuan Ratu |
Jangan lupa juga bahwa pada masa lalu sungai di Sumatra menjadi lalulintas transportasi yang utama, termasuk sungai Besai ini pada masa lalunya digunakan untuk mengangkut hasil bumi dengan menggunakan rakit bambu dari hulu di Lampung Barat dan Way Kanan ke Tulang Bawang dan ke Kuala Teladas yang menjadi muaranya.
Bahkan pada masa lalu kekuatan maritim Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Palembang Darussalam, dan Kesultanan Tulang Bawang juga menggunakan sungai-sungai ini sebagai media transportasi untuk mencapai hulu atau sebaliknya ke muara.
Sungai Way Besai masih sangat jernih di saat kemarau |
Jembatan Gantung di Gedung Batin |
Pada umumnya daerah kiri dan kanan aliran Way Besai ini adalah perkebunan penduduk seperti karet, sawit, kopi dan lada, tetapi ada juga palawija jagung dan cabai.
Sumber air dari pegunungan Bukit Barisan yang berada di Lampung Barat dan Kecamatan Banjit, Way Kanan daerah aliran sungai (DAS) Way Besai mengalir dari wilayah Banjit kemudian ke Baradatu, kemudian ke Gunung Labuhan, Negeri Agung, Blambangan Umpu, dan kemudian ke Kecamatan Pakuan Ratu.
Aliran sungai Way Besai berkelok-kelok |
Kemudian dari Negeri Batin inilah sungai ini mengalir ke Kampung Kiling-Kiling terus mengalir sampai Kampung Pagar Iman di Kecamatan Negeri Besar. Dari Kampung Pagar Iman inilah kemudian ke Kampung Toto Wonodadi di Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat yang berada di sisi timur selatan Kabupaten way Kanan. dan kemudian Sungai Besai ini bermuara ke Sungai Tulang Bawang.
Sungai Tulang Bawang ini melalui Kota Menggala yang berpenduduk cukup ramai di Kabupaten Tulang Bawang dan bermuara ke Kuala Teladas dan akhirnya ke Laut Jawa di Kecamatan Dente Teladas di Kabupaten Tulang Bawang.
Berbeda dengan sungai-sungai di Pulau Kalimantan yang relatif lurus, sungai-sungai di Pulau Sumatra karena daerah aliran sungai melalui perbukitan dan pegunungan maka lebih banyak berkelok-kelok dengan bentuk aliran yang lebih rumit. Perjalanan aliran sungai sangat berliku-liku sering seperti huruf “S” yang berulang-ulang. Demikian berkelok-keloknya sampai sungai berulang kali mendekati titik aliran yang sebelumnya, baru kemudian menjauh.
Aliran sungai Besai di hulu |
Hal yang tidak banyak diperhatikan orang adalah aliran sungai Sungai Way Besai jika panjangnya aliran sungainya disambung dengan daerah aliran sungai Tulang Bawang yang merupakan muaranya bisa lebih panjang dari sungai Musi di Sumatra Selatan dan Sungai Batanghari di Jambi, karena sungai hulu Way Besai dan Sungai muara Tulang secara fisik adalah satu aliran sungai. Panjang sungainya bisa hampir sama dengan Sungai Barito di pulau Kalimantan.
Festival Bamboo Rafting
Lokasi dialiran sungai di Banjar Sari sering digunakan untuk even-even bambu rafting ( bamboo rafting ) yang terkenal di Way Kanan. Biasanya dilaksanakan pada saat merayakan hari lahir Kabupaten Way Kanan dibulan April dan acaranya berbarengan dengan acara Festifal Radin Jambat.
Festival Bamboo Rafting yang sudah dilaksanakan sebanyak dua kali ini sudah menjadi kalender tetap pariwisata Kabupaten Way Kanan. Ajang ini digunakan sebagai promisi wisata Way Kanan untuk sekala nasional dan juga internasional.
Festival Bambu Rafting yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya |
Bambu rafting ini adalah sejenis wisata dan juga olah raga air di sungai dengan menggunakan alat bambu-bambu yang dirakit dengan tali rapia atau tali bambu yang cukup untuk dinaikkan oleh 3 atau 4 orang. Rumpun-rumpun bambu ini mudah ditemukan disepanjang pinggiran sungai.
Aktifitas tranportasi rakit ini memang sudah biasa dilakukan sejak dulu ketika seorang petani pekebun di Way Kanan akan mengantarkan hasil panennya di daerah yang lebih ke arah muara. Sampai dimuara hasil panennya dijual berikut juga dengan rakit bambunya turut dijual.
Rakit bambu yang digunakan untuk rafting |
Persiapan Festifal Bambu Rafting |
Wisata Arung Jeram
Arus sungai deras sehingga arung jeram bergerak cepat |
Aktifitas ini biasa dilakukan dipost sungai di Banjar Sari atau juga di Kampung Wisata Gedung Batin. Dilokasi ini sudah ada pengelolaan untuk wisata air ini, termasuk juga penyewaan ban atau juga boat. Arung jeram dimulai dari pos hulu yang ada Gedung Batin kemudian finis aliran sungai Gedung Batin dibawah jembatan gantung Gedung Batin.
Rumah Adat Lampung Way Kanan di Kampung Wisata Gedung Batin
Di sepanjang aliran Way Besai di Way Kanan ini cukup unik karena banyak juga rumah-rumah penduduk yang masih berupa rumah panggung. Fungsi utama rumah panggung ini selain untuk menghindari dampak banjir dari aliran sungai yang besar juga untuk menghindari dari gangguan binatang liar. Salah satu perkampungan dengan rumah adat panggung khas Way Kanan berada di daerah aliran sungai di Gedung Batin, Kecamatan Blambangan Umpu.
Bahkan pada tahun 2018 Kampung Wisata Gedung Batin yang telah ditetapkan sebagai perkampungan wisata Kabupaten Way Kanan ini pernah meraih penghargaan juara dua terpopuler pada ajang Anugerah Pesona Indonesia tahun 2018 yang dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata yang penghargaannya diserahkan langsung ke Wakil Bupati Way Kanan, Edward Antony di Jakarta.
Sebagian besar rumah-rumah panggung tua itu banyak berada di Kampung Wisata Gedung Batin, tetapi memang sepanjang sungai ini rata-rata rumah-rumah penduduk banyak yang masih menggunakan rumah panggung.
Pada umumnya usia dari rumah-rumah panggung itu sudah sangat tua, bahkan usianya banyak yang mencapai ratusan tahun. Rumah-rumah adat yang tua ini menjadi saksi bisu atas perjalanan sejarah dari penduduk Way Kanan ketika mulai bermukim di daerah aliran Way Besai. Jika dilihat dari ukurannya rata-rata rumah panggung ini berukuran besar jika dibandingkan dengan ukuran rumah zaman sekarang.
Rumah yang berbahan dasar kayu ini menggunakan pokok-pokok kayu bulat utuh untuk menopang bagian kaki-kaki yang menjadi landasan dasarnya. Jumlah untuk kaki-kakinya ini sangat banyak tergantung luasnya rumah. Jenis kayu yang digunakan tergolong sudah sangat langka seperti kayu tenam dan ada juga dari jati tua. Batang-batang pohon juga digunakan untuk penopang utama rumah untuk membangun kerangkanya.
Salah satu rumah panggung di dekat daerah aliran Way Besai |
Hulu Way Besay Lampung Barat Memutarkan Turbin PLTA
Kekuatan arus air Way Besay yang berada di hulu Lampung Barat digunakan untuk memutar turbin pembangkit listrik tenaga air (PLTA) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Lampung yang berada di Sukapura, Kecamatan Sumber Jaya, Lampung Barat. PLTA adalah pembangkit yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik.
Potensi Way Besay Lampung Barat ini cukup tinggi dengan kekutan arus air yang stabil dan tidak terpengaruh musim kemarau atau musim hujan. Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Way Besai ini telah memberikan sumbangsih tenaga listrik sebesar 60 MW. Produksi PLTA Way Besai dan pusat tenaga listrik PLN Lampung lainnya mampu memenuhi sampai beban puncak Provinsi Lampung sebesar 978 MW.
Photografer : Azzahra R.
The Indonesia Adventure Team Writter
#TheIndonesiaAdventure
Baca Juga
Teluk Lampung Pusat Wisata Pantai di Lampung
Melintasi Jembatan Komering Arteri Lintas Tengah
Ini Kapal Roro Terbaik Rute Pelayaran Merak - Bakauheni
Istana Boneka Ancol, Wahana Keanekaragaman Budaya Nusantara dan Dunia
Keindahan Danau Ranau di Lampung - Sumatra Selatan
Menengok Rumah Adat Masyarakat Komering di Oku Timur, Sumatra Selatan
Ingin Berpartisipasi dalam Even Hari Badak Sedunia di Liwa?