Pulau Sumatra yang berada di bagian barat dari wilayah Indonesia, pada ujung bagain selatannya ada dua teluk. Kedua teluk yang masuk di Provinsi Lampung itu yaitu Teluk Lampung dan Teluk Semangka. Dua teluk yang berada di pesisir ini keadaanya geografis pada umumnya mirip, tetapi ada juga perbedaannya.
Teluk Semangka karena lebih mengarah ke Samudra Hindia maka memiliki pantai yang lebih curam, perairan yang lebih dalam dan ombak yang lebih tinggi dibandingkan dengan Teluk Lampung. Sehingga kontur seperti pantai gigi hiu atau pulau wayang tidak ada di Teluk Lampung, tetapi sebaliknya pantai pasir putih yang landai dan luas tidak banyak di Teluk Semangka atau di bagaian barat dari Pantai Lampung yang mengarah ke Samudra Hindia. Sehingga wajar jika Teluk Lampung disebut sebagai pusat wisata pantai Lampung.
Teluk Lampung (Lampung Bay) juga menjadi bagian dari wilayah perairan Selat Sunda yang menjadi penghubung antara Pulau Sumatra dan Pulau Jawa. Dilihat dari posisi, kondisi wilayah dan nilai strategis
kawasan, maka cukup alasan untuk mengatakan bahwa Teluk Lampung sebagai daerah strategis Provinsi Lampung.
Perairan Teluk Lampung secara administratif berada di antara Kota Bandar Lampung yang berada ditengah Teluk Lampung, Kabupaten Lampung Selatan yang berada di posisi timur Teluk Lampung dan Kabupaten Pesawaran pada posisi Teluk Lampung yang paling barat. Teluk Lampung memiliki luas wilayah daratan seperti pantai dan pulau seluas 127.902 ha dan luas perairan 161.178 ha.
Perairan Teluk Lampung yang menjadi bagian dari Selat Sunda berada diantara perairan Laut Jawa di utara dan perairan Samudera Hindia di sebelah selatan. Posisi ini memiliki arti penting karena Teluk Lampung juga sekaligus sebagai penghubung dua Samudra yang sangat luas yaitu Samudra Hindia dan Samudra Fasifik. Apalagi lautan Jawa adalah terminal penting sebagai jalur menuju pusat dermaga Indonesia di Tanjung Periuk.
Di utara Teluk Lampung adalah Kota Kota Bandar yang kondisi wilayahnya memiliki wilayah yang unik yaitu kondisi
kota yang diapit oleh perbukitan dan pesisir pantai. Terutama untuk
tiga wilayah yaitu Teluk Betung Selatan, Teluk Betung Barat dan Teluk
Betung Utara yang merupakan bagian dari wilayah di Bandar Lampung,
tepatnya berada di selatan Bandar Lampung.
Ciri khas dari pantai-pantai di Teluk Lampung adalah pantai tetapi juga
sebagai kaki bukit-bukit yang berjajar disepanjang mata memandang itulah
keindahan yang luar biasa dari pantai-pantai di Teluk Lampung.
Kelebihan lainnya pantai yang bersih dan jernih, gugusan pulau-pulau,
dan ombak
yang tidak terlalu besar.
Banyak objek wisata yang menarik di Teluk Lampung yang merupakan wilayah pantai dan lautan. Selain itu Teluk Lampung juga memiliki banyak pulau-pulau kecil yang indah yang sangat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Bahkan ada pulau-pulau yang indah seperti di Raja Ampat, Papua. Pulau-pulau bernama Pulau Wayang atau Pulau Kamintara. Deretan pulau-pulau kecil yang sangat banyak itu mirip seperti deretan wayang yang sedang dijejer dipanggung dalang.
Rata-rata kedalaman perairan di Teluk Lampung berada diantara 10 s/d 30 meter, serta memiliki sejumlah pulau-pulau kecil, dengan pantainya yang bersih dan asri menjadikan Teluk Lampung sebagai obyek wisata pilihan bagi Wisatawan yang gemar menyelam dan memancing. Untuk aktifitas menyelam banyak pulau-pulau yang berada di perairan Mutun, Pesawaran yang sangat bersih dengan terumbu karang yang masih alami.
Teluk Lampung relatif dekat dari pusat Kota Bandar Lampung sangat mudah dicapai hanya dalam waktu kurang dari satu jam. Pulau-pulau yang berada di Teluk Lampung yaitu: Pulau Kelagian (24.7km), Pulau Tegal (29.2km), Pulau Siuncal (32.7km), Pulau Puhawang (32.7km), Pulau Tambikil (39.8km), Pulau Tangkil (39.8km), Pulau Sijebi (40.6km) dan Pulau Kubur (47.3km). Sebenarnya masih banyak lagi pulau-pulau kecil yang ada di sekitar wilayah Teluk Lampung, seperti; Pulau Pasaran, Pulau Sebesi, Pulau Sebuku, Pulau Legundi, Pulau Kelagian, Pulau Condong dan Pulau Maitem.
Menikmati indahnya Teluk Lampung akan lebih sip kalau kita mengunjungi
pulau-pulau yang ada di Teluk Lampung. Berenang dan menyelam melihat
pemandangan bawah laut, serta mesranya bercumbu dengan berbagai jenis
ikan, udang, kerang serta biota laut llainnya merupakan anugerah yang
tiada tara , semuanya ini dapat anda nikmati dipantai Teluk Lampung.
Terumbu karang yang dilindungi di beberapa kawasan pulau menjadi satu daya tarik wisata di Teluk Lampung. Teluk Ratai adalah salah satu kawasan wisata yang ada di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
Pantai di Hanura, Lampung Selatan. Pantai yang dapat dicapai dari Bandar Lampung dengan kendaraan kurang dari satu jam ini adalah bagian dari Teluk Lempung. Sebuah perairan tenang yang dikelilingi banyak pulau-pulau kecil.
Beberapa lokasi di kawasan pulau-pulau ini sangat potensial dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari. Di Pulau Legundi Teluk Kramat, Pulau Pertapaan, Teluk Lesung, dan Pulau Umang-Umang yang sekarang menjadi tempat penangkaran kera.
Teluk Lampung merupakan bagian dari Selat Sunda. Di kawasan selatan yang memisahkan daratan Pulau Sumatera dan Jawa ini sudah berkembang berbagai objek wisata, terutama di kawasan Jawa Barat seperti Pantai Carita, Ujung Kulon, serta Pulau Pencang, dan sekitarnya sudah cukup padat dan sulit dikembangkan lebih lanjut sebagai kawasan wisata.
Salah satu pantai Teluk Lampung yang letaknya paling berdekatan dengan pusat Kota Bandar Lampung adalah Pantai Mutun. Pantai ini sudah sangat dikenal. Banyak wisatawan yang datang ke sini adalah wisatawan dari luar Lampung bahkan juga turis mancanegara.
Perekonomian Masyarakat Teluk Lampung
Masyarakat di Teluk Lampung pada umumnya berprofesi sebagai nelayan dan pedagang. Para nelayan Teluk Lampung menggunakan perahu-perahu tradisional bermotor, tetapi untuk mendapatkan ikan pada lokasi dekat ada juga yang masih menggunakan cara paling tradisional yaitu dengan mendayung.
Hasil ikan yang mereka dapatkan biasanya dijual di Gudang Lelang, Teluk Betung dan juga pasar-pasar sekitar perkampungan nelayan. Perkampungan nelayan yang paling banyak adalah di Teluk Bone di Kota Karang, Sukaraja, dan Punduh Pidada Pesawaran.
J.A. Dubois Arkeolog Pernah Bertugas di Teluk Lampung
Seorang arkeolog penemu manusia purba Sangiran pertama di Jawa Tengah, dialah J.A. Dubois ternyata pernah bertugas untuk mengatur lalu lintas perdagangan yang ramai di perairan Teluk Lampung. Dubois yang berkantor di Telokbetong (Teluk Betung sekarang) menjabat sebagai Asisten Residen Belanda untuk Keresidenan Lampung tahun 1934. Kemudian pada tahun itu juga Dubois kembali pindah ke Batavia setelah pola pemerintahan Keresidenan Lampung berubah setelah keluar aturan dari Gubernur Hindia Belanda bahwa seorang residen di Telokbetong harus seorang perwira militer.
Teluk Lampung Masa Penjajahan Belanda Pernah Menjadi Pusat Perdagangan Penting
Saat Belanda masih berkuasa di Nusantara, Teluk Lampung pernah menjadi pusat perdagangan penting Eropa. Ada puncaknya yang membuat negara-negara Eropa harus ikut dalam perdagangan di Teluk Lampung yang pusat perdagangannya berada di Telokbetong. Dalam sebuah buku yang ditulis seorang penulis Belanda, D.C.STIBBE yang berjudul Encyclopedie Van Nederland Indie menjelaskan bahwa perdagangan rempah-rempah di Teluk Lampung pernah mencapai 70% dari seluruh hasil perdagangan di seluruh Hindia Belanda.
Teluk Lampung Paling Terdampak Letusan Gunung Krakatau
Sebuah ungkapan keperihatinan mendalam dari seorang penulis buku Simon Winchester yang menuliskan, "Akibatnya tak hanya melenyapkan sebuah pulau beserta orang-orangnya, melainkan membuat mandek perekonomian kolonial yang berusia berabad-abad," Dalam sebuah karya sastra berjudul. "Krakatoa: The Day the World Exploded, 27 Agustus 1883. "
Dalam sejarah letusan-letusan dahsyat gunung berapi di dunia, letusan Gunung Krakatau adalah salah satunya. Letusan yang terjadi pada 27 Agustus 1883 itu telah merobek dan menjebol kulit bumi dipermukaan dikaki-kaki Gunung Krakatau, setelah selama 200 tahau tertidur dan mulai beraktivitas lagi beberapa hari sebelum letusan besar. Mulai terjadi letusan besar pada tanggal 26 Agustus 1883 dan pada esok harinya terjadi letusan yang sangat dahsyat.
Letusan dahsyat itu juga telah melemparkan seluruh isi kaldera sampai ratusan kilometer. Sekaligus juga melenyapkan banyak pulau-pulau sekeliling gunung merapi itu. Letusan itu juga telah merusak eko sistem dan merubah cuaca dalam waktu singkat. Dampak perubahan itu telah terjadi bukan saja dibelahan bumi Asia tetapi juga sampai belahan bumi Eropa.
Teluk Lampung merupakan wilayah yang paling dekat dengan Gunung Krakatau posisinya ini bukan saja terdampak tetapi rusak masif, bukan saja saja rusak tetapi sudah merubah struktur dan kontur alam yang berada disekitar Krakatau.
Banyak kapal dan perahu nelayan di Teluk Lampung yang ramai sebagai perlintasan laut tenggelam dan hilang. Salah satu kapalnya adalah kapal Belanda De Berau yang sedang bersandari di Pelabuhan Telok Betong. Beberapa saat setelah letusan terjadi tsunami yang besar dan melemparkan kapal tersebut masuk sampai ke aliran sungai di Bandar Lampung.
Fenomena kedahsyatan letusan Gunung Krakatau yang merontokkan ekonomi Hindia Belanda itu juga menghancurkan secara sistemik semua infrastruktur yang pernah dibangun Belanda di Teluk Lampung. Setelah kejadian letusan itu Teluk Lampung tergenang dalam beberapa jam setelah gelombang tsunami meluluhlantakkan semua yang ada dibibiri pantai pesisir Teluk Lampung.
Pusat niaga Telokbetung yang dibangun sejak zaman VOC Belanda sampai terbentukkan Hindia Belanda di Nusantara di daerah Laut Sunda dan Teluk Lampung hancur dan rata dengan tanah. Salah satu insfrastruktur Belanda yang dibangun dengan modal besar di Teluk Lampung adalah dermaga niaga Telok Betong yang secara administrasi dikelola oleh Keresidennan Afedling Lampung yang berpusat di Telok Betong.
Salah satu peninggalan Belanda berupa lampu yang dipasang didermaga Telok Betong sampai sekarang ada di Musium Lampung. Sebelumnya lampu kapal itu ada di Taman Dipangga yang kemudian dipindahkan ke musium untuk menjaga kelestarian dari benda bersejarah tersebut.
Sebuah benda saksi bisu mengenai kedahsyatan letusan Gunung Krakatau dan tsunami itu adalah sebuah lampu yang dipasang di Dermaga Pelabuhan Telok Betong milik Pemerintah Hindia Belanda yang kemudian terlempar jauh ke daratan. Lampu kapal Dermaga Telok Betong ini pada awalnya berada di Jalan Basuki Rahmat. Kemduain pada tahun 1939 saat Ratu Belanda Wilhelmina ulang tahun Belanda memindahkan Lampung kapal bersejarah itu ke depan Kantor Residen Belanda yang sekarang menjadi Kantor Polda Lampung di Teluk Betung. Kemudian tahun 1970 lampu kapal itu dipindahkan lagi ke Taman Dipangga didepan Polda Lampung. Akhirnya pada tahun 1991 dipindahkan ke Musium Lampung.
Kisah Pilu Kapal De Berau di Teluk Lampung
Dampak dari letusan Gunung Krakatau yang kemudian dilanjutakan dengan terjadinya tsuanmi itu banyak menyebabkan kapal-kapal yang berlayar di Teluk Lampung tenggelam, hilang atau terdampar. Termasuk juga dengan kapal-kapal besar milik VOC Belanda, seperti kapal De Berau. Kapal dengan tenaga uap ini awalnya berangkat dari Batavia untuk menuju Aceh, tetapi untuk mengisi logistik mampir dulu ke Pelabuhan Telok Betong.
Pada masa itu Pelabuhan Telok Betong adalah pelabuhan yang besar dan megah yang dibangun di bagian barat Hindia Belanda untuk mengangkut hasil perkebunan lada yang banyak ditanam di Lampung. Kemegahan Pelabuhan Telok Betong sudah tidak terlihat sedikitpun karena pesisir Teluk Lampung adalah wilayah terdampak yang paling parah.
Kapal De Berau datang beberapa hari sebelum terjadinya letusan dan merapat dan membuang sauh di Pelalbuhan Teluk Lampung. Apa daya saat sudah merapat itulah terjadi letusn besar. Para kelasi Belanda berupaya untuk memindahkan dan menggerakkan kapal itu, tetapi tidak lama setelah letusan, gelombang tsunami datang dan menghempaskan kapal itu ke jauh ke daratan di daerah aliran sungai Sumur Putri.
Sisa-sisa kapal De Berau dulunya dapat dilihat oleh masyarakat di Kampung Brau di Kelurahan Olok Gading Teluk Betung Barat, tetapi sekarang sudah habis tak tersisa. Hanya sedikit sisa yang dapat diselamatkan ke Musium Lampung.
Saat ini kapal De Berau dijadikan salah satu ikon pariwisata Lampung. Pemda Lampung melalui bantuan modal dari Bank Lampung membuat replika kapal De Berau. Replika kapal De Berau itu rencananya akan digunakan sebagai kapal pelayaran wisata di Pulau Pahawang dan sekitarnya.
Melihat Teluk Lampung dari Ketinggian
Pantai Teluk Lampung sangat luas dan panjang itu akan dapat terlihat jika kita berada ditempat ketinggian. Ada beberapa tempat yang dapat melihat bentangan bukit dan pantai dari ketinggian. Kalau Anda berniat mengambil photo secara luas tersebut tempat yang direkomendasikan adalah di Muncak Tirtayasa untuk mendapatkan spot-spot terbaik Teluk Lampung.
Cara lain kalau Anda ada di Bandar Lampung bisa ke cafe disekitar Pahoman dan Garuntang, seperti Cafe Digges, atau juga di sekitar Hotel Hartono atau Hotel Marcopolo. Dari lokasi-lokasi ini kita bisa mendapatkan view Teluk Lampung secara luas.
Tempat lain untuk mendapatkan view yang baik bisa ke Objek Wisata Puncak Mas dari puncak gunung di sekitar Sukadana Ham, Kecamatan Tanjung Karang Timur.
Ikon Teluk Lampung Belum Dioptimalkan Provinsi Lampung
Pesisir Teluk Lampung sebagai aset strategis pariwisata rencananya akan dikembangkan Pemda Provinsi Lampung secara terintegrasi. Pembangunan Marina dan Resort Area Wisata Teluk Lampung sebagai Eco Tourism Centre yang akan terintegrasi dengan beradaan pulau-pulau kecil di perairan Teluk Lampung. Konsep ini juga akan dipadu dengan potensi Taman hutan rakyat Wan Abdul Rahman yang ada di daratan dengan meningkatkan peran serta masyarakat.
Potensi wisata yang penuh pesona dan melegenda ini hendaknya dapat dijadikan pendorong pengembangan wisata pulau-pulau yang terletak di Selatan Pulau Sumatra itu. Semoga Ikon Teluk Lampung sebagai pusat destiansi wisata pantai Lampung dapat lebih diprioritaskan sebagai objek wisata yang potensial oleh Provinsi Lampung dan Pemerintah Daerah lainnya, sehingga akan memberikan dampak yang lebih tinggi bagi peningkatan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
Sumber dan Referensi:
- Dr. R. Broersma, De Lampongsche Districten
- dinaspariwisaa.lampungprov.go.id
- theindonesiaadventure.com, Berburu Sea Food di Pasar Ikan
- lampungprov.go.id
Photografer : Azzahra R.
TheIndonesiaAdventure.com Team Writter
Tag:
Teluk Semangka karena lebih mengarah ke Samudra Hindia maka memiliki pantai yang lebih curam, perairan yang lebih dalam dan ombak yang lebih tinggi dibandingkan dengan Teluk Lampung. Sehingga kontur seperti pantai gigi hiu atau pulau wayang tidak ada di Teluk Lampung, tetapi sebaliknya pantai pasir putih yang landai dan luas tidak banyak di Teluk Semangka atau di bagaian barat dari Pantai Lampung yang mengarah ke Samudra Hindia. Sehingga wajar jika Teluk Lampung disebut sebagai pusat wisata pantai Lampung.
Perahu-perahu nelayan tradisional di Teluk Lampung |
kawasan, maka cukup alasan untuk mengatakan bahwa Teluk Lampung sebagai daerah strategis Provinsi Lampung.
Perairan Teluk Lampung secara administratif berada di antara Kota Bandar Lampung yang berada ditengah Teluk Lampung, Kabupaten Lampung Selatan yang berada di posisi timur Teluk Lampung dan Kabupaten Pesawaran pada posisi Teluk Lampung yang paling barat. Teluk Lampung memiliki luas wilayah daratan seperti pantai dan pulau seluas 127.902 ha dan luas perairan 161.178 ha.
Pemandangan Teluk Lampung dari kejauhan yang tinggi |
Perahu tradisional nelayan di Teluk Lampung |
Banyak objek wisata yang menarik di Teluk Lampung yang merupakan wilayah pantai dan lautan. Selain itu Teluk Lampung juga memiliki banyak pulau-pulau kecil yang indah yang sangat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Bahkan ada pulau-pulau yang indah seperti di Raja Ampat, Papua. Pulau-pulau bernama Pulau Wayang atau Pulau Kamintara. Deretan pulau-pulau kecil yang sangat banyak itu mirip seperti deretan wayang yang sedang dijejer dipanggung dalang.
Nelayan di Teluk Betung Selatan pulang dari melaut |
Rata-rata kedalaman perairan di Teluk Lampung berada diantara 10 s/d 30 meter, serta memiliki sejumlah pulau-pulau kecil, dengan pantainya yang bersih dan asri menjadikan Teluk Lampung sebagai obyek wisata pilihan bagi Wisatawan yang gemar menyelam dan memancing. Untuk aktifitas menyelam banyak pulau-pulau yang berada di perairan Mutun, Pesawaran yang sangat bersih dengan terumbu karang yang masih alami.
Perahu-perahu nelayan ditambah setelah pulang dari berlayar semalaman |
Teluk Lampung relatif dekat dari pusat Kota Bandar Lampung sangat mudah dicapai hanya dalam waktu kurang dari satu jam. Pulau-pulau yang berada di Teluk Lampung yaitu: Pulau Kelagian (24.7km), Pulau Tegal (29.2km), Pulau Siuncal (32.7km), Pulau Puhawang (32.7km), Pulau Tambikil (39.8km), Pulau Tangkil (39.8km), Pulau Sijebi (40.6km) dan Pulau Kubur (47.3km). Sebenarnya masih banyak lagi pulau-pulau kecil yang ada di sekitar wilayah Teluk Lampung, seperti; Pulau Pasaran, Pulau Sebesi, Pulau Sebuku, Pulau Legundi, Pulau Kelagian, Pulau Condong dan Pulau Maitem.
Perahu-perahu nelayan berada disekitar pulau di Teluk Lampung |
Perabu nelayan, pantai dan perbukitan. Itulah ciri Teluk Lampung |
Terumbu karang yang dilindungi di beberapa kawasan pulau menjadi satu daya tarik wisata di Teluk Lampung. Teluk Ratai adalah salah satu kawasan wisata yang ada di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
Pantai di Hanura, Lampung Selatan. Pantai yang dapat dicapai dari Bandar Lampung dengan kendaraan kurang dari satu jam ini adalah bagian dari Teluk Lempung. Sebuah perairan tenang yang dikelilingi banyak pulau-pulau kecil.
Beberapa lokasi di kawasan pulau-pulau ini sangat potensial dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari. Di Pulau Legundi Teluk Kramat, Pulau Pertapaan, Teluk Lesung, dan Pulau Umang-Umang yang sekarang menjadi tempat penangkaran kera.
Teluk Lampung dilihat dari pusat Kota Bandar Lampung |
Teluk Lampung merupakan bagian dari Selat Sunda. Di kawasan selatan yang memisahkan daratan Pulau Sumatera dan Jawa ini sudah berkembang berbagai objek wisata, terutama di kawasan Jawa Barat seperti Pantai Carita, Ujung Kulon, serta Pulau Pencang, dan sekitarnya sudah cukup padat dan sulit dikembangkan lebih lanjut sebagai kawasan wisata.
Salah satu pantai Teluk Lampung yang letaknya paling berdekatan dengan pusat Kota Bandar Lampung adalah Pantai Mutun. Pantai ini sudah sangat dikenal. Banyak wisatawan yang datang ke sini adalah wisatawan dari luar Lampung bahkan juga turis mancanegara.
Perekonomian Masyarakat Teluk Lampung
Masyarakat di Teluk Lampung pada umumnya berprofesi sebagai nelayan dan pedagang. Para nelayan Teluk Lampung menggunakan perahu-perahu tradisional bermotor, tetapi untuk mendapatkan ikan pada lokasi dekat ada juga yang masih menggunakan cara paling tradisional yaitu dengan mendayung.
Hasil ikan yang mereka dapatkan biasanya dijual di Gudang Lelang, Teluk Betung dan juga pasar-pasar sekitar perkampungan nelayan. Perkampungan nelayan yang paling banyak adalah di Teluk Bone di Kota Karang, Sukaraja, dan Punduh Pidada Pesawaran.
J.A. Dubois Arkeolog Pernah Bertugas di Teluk Lampung
Seorang arkeolog penemu manusia purba Sangiran pertama di Jawa Tengah, dialah J.A. Dubois ternyata pernah bertugas untuk mengatur lalu lintas perdagangan yang ramai di perairan Teluk Lampung. Dubois yang berkantor di Telokbetong (Teluk Betung sekarang) menjabat sebagai Asisten Residen Belanda untuk Keresidenan Lampung tahun 1934. Kemudian pada tahun itu juga Dubois kembali pindah ke Batavia setelah pola pemerintahan Keresidenan Lampung berubah setelah keluar aturan dari Gubernur Hindia Belanda bahwa seorang residen di Telokbetong harus seorang perwira militer.
Teluk Lampung Masa Penjajahan Belanda Pernah Menjadi Pusat Perdagangan Penting
Saat Belanda masih berkuasa di Nusantara, Teluk Lampung pernah menjadi pusat perdagangan penting Eropa. Ada puncaknya yang membuat negara-negara Eropa harus ikut dalam perdagangan di Teluk Lampung yang pusat perdagangannya berada di Telokbetong. Dalam sebuah buku yang ditulis seorang penulis Belanda, D.C.STIBBE yang berjudul Encyclopedie Van Nederland Indie menjelaskan bahwa perdagangan rempah-rempah di Teluk Lampung pernah mencapai 70% dari seluruh hasil perdagangan di seluruh Hindia Belanda.
Teluk Lampung Paling Terdampak Letusan Gunung Krakatau
Sebuah ungkapan keperihatinan mendalam dari seorang penulis buku Simon Winchester yang menuliskan, "Akibatnya tak hanya melenyapkan sebuah pulau beserta orang-orangnya, melainkan membuat mandek perekonomian kolonial yang berusia berabad-abad," Dalam sebuah karya sastra berjudul. "Krakatoa: The Day the World Exploded, 27 Agustus 1883. "
Dalam sejarah letusan-letusan dahsyat gunung berapi di dunia, letusan Gunung Krakatau adalah salah satunya. Letusan yang terjadi pada 27 Agustus 1883 itu telah merobek dan menjebol kulit bumi dipermukaan dikaki-kaki Gunung Krakatau, setelah selama 200 tahau tertidur dan mulai beraktivitas lagi beberapa hari sebelum letusan besar. Mulai terjadi letusan besar pada tanggal 26 Agustus 1883 dan pada esok harinya terjadi letusan yang sangat dahsyat.
Letusan dahsyat itu juga telah melemparkan seluruh isi kaldera sampai ratusan kilometer. Sekaligus juga melenyapkan banyak pulau-pulau sekeliling gunung merapi itu. Letusan itu juga telah merusak eko sistem dan merubah cuaca dalam waktu singkat. Dampak perubahan itu telah terjadi bukan saja dibelahan bumi Asia tetapi juga sampai belahan bumi Eropa.
Bola besi apung di Dermaga Teluk Betung yang terpantal akibat Letusan Krakatau 1883 |
Teluk Lampung merupakan wilayah yang paling dekat dengan Gunung Krakatau posisinya ini bukan saja terdampak tetapi rusak masif, bukan saja saja rusak tetapi sudah merubah struktur dan kontur alam yang berada disekitar Krakatau.
Banyak kapal dan perahu nelayan di Teluk Lampung yang ramai sebagai perlintasan laut tenggelam dan hilang. Salah satu kapalnya adalah kapal Belanda De Berau yang sedang bersandari di Pelabuhan Telok Betong. Beberapa saat setelah letusan terjadi tsunami yang besar dan melemparkan kapal tersebut masuk sampai ke aliran sungai di Bandar Lampung.
Lampung Kapal |
Fenomena kedahsyatan letusan Gunung Krakatau yang merontokkan ekonomi Hindia Belanda itu juga menghancurkan secara sistemik semua infrastruktur yang pernah dibangun Belanda di Teluk Lampung. Setelah kejadian letusan itu Teluk Lampung tergenang dalam beberapa jam setelah gelombang tsunami meluluhlantakkan semua yang ada dibibiri pantai pesisir Teluk Lampung.
Pusat niaga Telokbetung yang dibangun sejak zaman VOC Belanda sampai terbentukkan Hindia Belanda di Nusantara di daerah Laut Sunda dan Teluk Lampung hancur dan rata dengan tanah. Salah satu insfrastruktur Belanda yang dibangun dengan modal besar di Teluk Lampung adalah dermaga niaga Telok Betong yang secara administrasi dikelola oleh Keresidennan Afedling Lampung yang berpusat di Telok Betong.
Salah satu peninggalan Belanda berupa lampu yang dipasang didermaga Telok Betong sampai sekarang ada di Musium Lampung. Sebelumnya lampu kapal itu ada di Taman Dipangga yang kemudian dipindahkan ke musium untuk menjaga kelestarian dari benda bersejarah tersebut.
Sebuah benda saksi bisu mengenai kedahsyatan letusan Gunung Krakatau dan tsunami itu adalah sebuah lampu yang dipasang di Dermaga Pelabuhan Telok Betong milik Pemerintah Hindia Belanda yang kemudian terlempar jauh ke daratan. Lampu kapal Dermaga Telok Betong ini pada awalnya berada di Jalan Basuki Rahmat. Kemduain pada tahun 1939 saat Ratu Belanda Wilhelmina ulang tahun Belanda memindahkan Lampung kapal bersejarah itu ke depan Kantor Residen Belanda yang sekarang menjadi Kantor Polda Lampung di Teluk Betung. Kemudian tahun 1970 lampu kapal itu dipindahkan lagi ke Taman Dipangga didepan Polda Lampung. Akhirnya pada tahun 1991 dipindahkan ke Musium Lampung.
Kisah Pilu Kapal De Berau di Teluk Lampung
Dampak dari letusan Gunung Krakatau yang kemudian dilanjutakan dengan terjadinya tsuanmi itu banyak menyebabkan kapal-kapal yang berlayar di Teluk Lampung tenggelam, hilang atau terdampar. Termasuk juga dengan kapal-kapal besar milik VOC Belanda, seperti kapal De Berau. Kapal dengan tenaga uap ini awalnya berangkat dari Batavia untuk menuju Aceh, tetapi untuk mengisi logistik mampir dulu ke Pelabuhan Telok Betong.
Pada masa itu Pelabuhan Telok Betong adalah pelabuhan yang besar dan megah yang dibangun di bagian barat Hindia Belanda untuk mengangkut hasil perkebunan lada yang banyak ditanam di Lampung. Kemegahan Pelabuhan Telok Betong sudah tidak terlihat sedikitpun karena pesisir Teluk Lampung adalah wilayah terdampak yang paling parah.
Jangkar kapal korban letusan Krakatau yang berada di Musium Lampuing. Apakah ini sisa kapal De Berau? Belum ada penjelasannya. |
Sisa-sisa kapal De Berau dulunya dapat dilihat oleh masyarakat di Kampung Brau di Kelurahan Olok Gading Teluk Betung Barat, tetapi sekarang sudah habis tak tersisa. Hanya sedikit sisa yang dapat diselamatkan ke Musium Lampung.
Saat ini kapal De Berau dijadikan salah satu ikon pariwisata Lampung. Pemda Lampung melalui bantuan modal dari Bank Lampung membuat replika kapal De Berau. Replika kapal De Berau itu rencananya akan digunakan sebagai kapal pelayaran wisata di Pulau Pahawang dan sekitarnya.
Melihat Teluk Lampung dari Ketinggian
Pantai Teluk Lampung sangat luas dan panjang itu akan dapat terlihat jika kita berada ditempat ketinggian. Ada beberapa tempat yang dapat melihat bentangan bukit dan pantai dari ketinggian. Kalau Anda berniat mengambil photo secara luas tersebut tempat yang direkomendasikan adalah di Muncak Tirtayasa untuk mendapatkan spot-spot terbaik Teluk Lampung.
Pemandangan Teluk Lampung dilihat dari Bukit Puncak Mas |
Cara lain kalau Anda ada di Bandar Lampung bisa ke cafe disekitar Pahoman dan Garuntang, seperti Cafe Digges, atau juga di sekitar Hotel Hartono atau Hotel Marcopolo. Dari lokasi-lokasi ini kita bisa mendapatkan view Teluk Lampung secara luas.
Tempat lain untuk mendapatkan view yang baik bisa ke Objek Wisata Puncak Mas dari puncak gunung di sekitar Sukadana Ham, Kecamatan Tanjung Karang Timur.
Ikon Teluk Lampung Belum Dioptimalkan Provinsi Lampung
Pantai Mutun di Pesawaran yang menjadi bagain dari Teluk Lampung |
Pesisir Teluk Lampung sebagai aset strategis pariwisata rencananya akan dikembangkan Pemda Provinsi Lampung secara terintegrasi. Pembangunan Marina dan Resort Area Wisata Teluk Lampung sebagai Eco Tourism Centre yang akan terintegrasi dengan beradaan pulau-pulau kecil di perairan Teluk Lampung. Konsep ini juga akan dipadu dengan potensi Taman hutan rakyat Wan Abdul Rahman yang ada di daratan dengan meningkatkan peran serta masyarakat.
Pantai Dari Ringgung di Teluk Lampung |
Potensi wisata yang penuh pesona dan melegenda ini hendaknya dapat dijadikan pendorong pengembangan wisata pulau-pulau yang terletak di Selatan Pulau Sumatra itu. Semoga Ikon Teluk Lampung sebagai pusat destiansi wisata pantai Lampung dapat lebih diprioritaskan sebagai objek wisata yang potensial oleh Provinsi Lampung dan Pemerintah Daerah lainnya, sehingga akan memberikan dampak yang lebih tinggi bagi peningkatan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
Sumber dan Referensi:
- Dr. R. Broersma, De Lampongsche Districten
- dinaspariwisaa.lampungprov.go.id
- theindonesiaadventure.com, Berburu Sea Food di Pasar Ikan
- lampungprov.go.id
Photografer : Azzahra R.
TheIndonesiaAdventure.com Team Writter