Gedung Pos Besar Bandung |
Gedung Pos ini menghadap Taman Lansia
(taman orang tua). Kondisi gedung ini masih sangat baik dan kokoh. Gedung Kantor Pos Bandung Gedung ini
dibangun pada tahun 1920 oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Jika dilihat penampilan gedung dan arsitekturnya sangat terasa seperti gedung-gedung di Eropa pada masa pertengahan.
Jika dilihat penampilan gedung dan arsitekturnya sangat terasa seperti gedung-gedung di Eropa pada masa pertengahan.
Renovasi dan perubahan sudah dilakukan beberapa kali pada gedung ini. Pada tahun 1931 Gedung Pos Besar itu
ditambah lagi dengan bangunan untuk musium. Musium itu diberi nama Museum PTT
(Pos, Telepon dan Telegraf).
Pada tahun 1983 gedung ini direnovasi lagi dan diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Pos saat itu tanggal 27 September 1983, dengan nama Museum Pos dan Giro. Setelah perusahaan pos negara berubah menjadi Persero (PT) maka nama museum pun sekarang menjadi Museum Pos Indonesia.
Pada tahun 1983 gedung ini direnovasi lagi dan diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Pos saat itu tanggal 27 September 1983, dengan nama Museum Pos dan Giro. Setelah perusahaan pos negara berubah menjadi Persero (PT) maka nama museum pun sekarang menjadi Museum Pos Indonesia.
Banyaknya pohon dan taman didekat
gedung tua ini membuat suasana sejuk dan nyaman. Halaman depan gedung cukup
luas di depannya ada taman. Di kanan dan kiri gedung ada bagunan yang lebih
kecil dan rendah.Bagi yang suka koleksi perangko atau biasa disebut filateli tempat ini wajib didatangi. Di salah satu bagian musium ada khusus Musium Perangko yang banyak didatangai pelajari dari berbagai negara.
Tersimpan koleksi benda pos, dari perangko dalam negeri hingga perangko dunia.
Perangko dari sejak abad 10 sampai perangko modern saat ini. Bagi yang suka
koleksi perangko sangat tepat datang ke tempat ini. Perangko pertama di
nusantara diproduksi tahun 1864 oleh Pemerintah Hindia Belanda. Ribuan koleksi
filateli bisa anda temukan disini. Perangko-perangko disusun dengan rapi dalam
sejenis lemari yang dinamakan vitrin.Vitrin adalah papan-papan yang disatukan
itu seperti lemari kayu dengan ukuran 1,5 meter x 1 meter x 2,5 meter.
Bayangkan saja koleksi perangko di
musium di Kota Kembang ini berasal dari 178 negara. Bahkan negara yang sudah
tidak adapun seperti Uni Soviet dan Prusia pun ada!. Koleksi ini sangat tinggi
nilainya karena sejarah dan kelangkaannya. Selain itu kita juga bisa
membayangkan budaya pada masa lalu ketika perangko itu masih digunakan, karena
dalam perangko itu tergambar berbagai artifak seni yang berharga, mulai photo
kepala negara, raja-raja, simbol-simbol negara, gambar rakyat jelata, petani,
pemandangan alam pada masa lalu dan sebagainya.
Kita juga bisa menilai cara
berpikir, cara berpemerintahan, teknologi yang ada dan sebagainya. Jadi dari
filateli ini tidaklah sesederhana berupa selembar kertas kecil bercetakan saja
tetapi sebenarnya jauh dari itu. Dari filateli kita bisa meneropong budaya masa
lalu dan juga bangsa lain. Sebagai contoh pada peramgko kita masa orde baru
yang perangkonya banyak menggambarkan tokoh figur Soeharta ini bisa menjadi
bukti masa itu Pemerintahan kita terlalu terfokus pada satu figur, tetapi
setelah masa reformasi filateli di Indonesia sudah banyak menggamarkan petani,
burung, tarian dan sebagainya ini bisa menjadi bukti bahwa budaya setelah
reformasi lebih luas dan bervariasi dalam membuat ikon.
Untuk menuju Gedung Pos Besar
Bandung ini sangat mudah sekali, kita bisa tanyakan kemana arah Lapangan Gasibu
atau Gedung Sate ini banyak akses menuju kesana. Jalan kaki dari Gedung Sate
tidak jauh hanya 5 menit saja karena memang dekat dan satu komplek. Bagi yang
ingin melihat koleksi filatelis di Musium Pos Indonesia ini silahkan datang
jika sedang bertandang ke Bandung. Buka hari Senin sampai Sabtu.
Photografer : Zahra R.