Goa Gajah merupakan salah satu situs kepurbakalaan yang dilindungi yang berada di wilayah Banjar/Dusun Goa, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Goa Gajah ini berjarak 6 Km dari Ubud.
Untuk memasuki Goa Gajah pengunjung akan melalui selatan goa. Pertama kali akan dilewati kolam petirtaan yang memancur 6 buah arca pancuran.
Bagian komplek yang lebih dikenal sebagai Goa Gajah terletak di sebelah utara petirtaan. Disini pengunjung dapat melihat pahatan dalam bagian tebing yang menjorok keluar goa. Kedalaman goa ini sepanjang 9 meter.
Sebanarnya goa ini berada dibawah jalan antara Desa Tegas dan Desa Bedulu yang membentang dari barat ke timur.
Goa Gajah diperkirakan dibangun pada abad ke-10 Masehi. Fungsi Goa Gajah pada awalnya untuk tempat bertapa bagi para pendeta-pendeta Hindu Bali pada masa lalu. Pada waktu-waktu tertentu tempat ini juga menjadi lokasi acara-acara keagamaan.
Ada sesuatu yang membuat kita bertanya-tanya, tentang Goa Gajah ini karena tempat peribadatan Hindu ini juga ada patung Buddha. Terdapat sinkretisasi antara Hindu dan Budda pada masa lalu. Antara keturunan kerajaan Pajajaran Hindu dengan Kerajaan Majapahit Buddha. Kedua agama ini mempengaruhi budaya dan tradisi Bali. Sejarah purba tentang Bali sangat tergambar di Goa Gajah, kita bisa melihat bagaimana orang-orang Bali pada masa lalu melakukan ritual keagamaan yang kemudian diteruskan sampai generasi sekarang ini.
Dari Goa Gajah juga kita bisa melihat kedekatan hubungan sejarah dan darah antara masyarakat Bali dan sejarah Kerajaan Majapahit pada masa lalu. Masyarakat Hindu di Bali melestarikan pura bersejarah Goa Gajah memiliki falsafah Tri Kaya Parisudha. Ini berarti falsafah tersebut adalah menjaga pikiran, ucapan dan tindakan agar tetap bersih.
Kita bisa melihat bagaimana seni pahatan Bali yang dibangun pada masa purba. Ternyata Bali tidak hanya mempesona dari keindahan alamnya tetapi juga dari seni dan sejarah. Salah satu pahatan yang menarik adalah arca di kolom petirtaan. Ada 6 buah arca yang masing-masing membawa kendi yang diletakkan di bawah dada arca. Masing-masing kendi tersebut mengeluarkan air yang sampai sekarang ini masih memancar dengan lancar.
Hal yang manarik lainnya adalah mengenai arca yang paling sering mendapat perhatian wisatawan adalah arca Ganesha. Ganesha adalah lambang Dewa Kebijaksanaan dalam mitologi Hindu. Lambang Ganesha ini menjadi sombol salah satu perguruan tinggi terkenal di Indonesia, ITB.
Air pada kolom yang disebut sebagai tirta tersebut tergenang disebuah kolom yang luas. Kita bisa menyaksikan ikan-ikan hias pada kolom petirtaan ini. Ikan ini sangat dijaga dan bagi masyarakat setempat memiliki arti tersendiri tentang keberadaan ikan-ikan tersebut.
Photografer : Adli Irvansyah
Lokasi Goa Gajah di Ubud oleh Google Maps:
View Larger Map
Untuk memasuki Goa Gajah pengunjung akan melalui selatan goa. Pertama kali akan dilewati kolam petirtaan yang memancur 6 buah arca pancuran.
Bagian komplek yang lebih dikenal sebagai Goa Gajah terletak di sebelah utara petirtaan. Disini pengunjung dapat melihat pahatan dalam bagian tebing yang menjorok keluar goa. Kedalaman goa ini sepanjang 9 meter.
Sebanarnya goa ini berada dibawah jalan antara Desa Tegas dan Desa Bedulu yang membentang dari barat ke timur.
Goa Gajah diperkirakan dibangun pada abad ke-10 Masehi. Fungsi Goa Gajah pada awalnya untuk tempat bertapa bagi para pendeta-pendeta Hindu Bali pada masa lalu. Pada waktu-waktu tertentu tempat ini juga menjadi lokasi acara-acara keagamaan.
Ada sesuatu yang membuat kita bertanya-tanya, tentang Goa Gajah ini karena tempat peribadatan Hindu ini juga ada patung Buddha. Terdapat sinkretisasi antara Hindu dan Budda pada masa lalu. Antara keturunan kerajaan Pajajaran Hindu dengan Kerajaan Majapahit Buddha. Kedua agama ini mempengaruhi budaya dan tradisi Bali. Sejarah purba tentang Bali sangat tergambar di Goa Gajah, kita bisa melihat bagaimana orang-orang Bali pada masa lalu melakukan ritual keagamaan yang kemudian diteruskan sampai generasi sekarang ini.
Dari Goa Gajah juga kita bisa melihat kedekatan hubungan sejarah dan darah antara masyarakat Bali dan sejarah Kerajaan Majapahit pada masa lalu. Masyarakat Hindu di Bali melestarikan pura bersejarah Goa Gajah memiliki falsafah Tri Kaya Parisudha. Ini berarti falsafah tersebut adalah menjaga pikiran, ucapan dan tindakan agar tetap bersih.
Kita bisa melihat bagaimana seni pahatan Bali yang dibangun pada masa purba. Ternyata Bali tidak hanya mempesona dari keindahan alamnya tetapi juga dari seni dan sejarah. Salah satu pahatan yang menarik adalah arca di kolom petirtaan. Ada 6 buah arca yang masing-masing membawa kendi yang diletakkan di bawah dada arca. Masing-masing kendi tersebut mengeluarkan air yang sampai sekarang ini masih memancar dengan lancar.
Hal yang manarik lainnya adalah mengenai arca yang paling sering mendapat perhatian wisatawan adalah arca Ganesha. Ganesha adalah lambang Dewa Kebijaksanaan dalam mitologi Hindu. Lambang Ganesha ini menjadi sombol salah satu perguruan tinggi terkenal di Indonesia, ITB.
Air pada kolom yang disebut sebagai tirta tersebut tergenang disebuah kolom yang luas. Kita bisa menyaksikan ikan-ikan hias pada kolom petirtaan ini. Ikan ini sangat dijaga dan bagi masyarakat setempat memiliki arti tersendiri tentang keberadaan ikan-ikan tersebut.
Photografer : Adli Irvansyah
Lokasi Goa Gajah di Ubud oleh Google Maps:
View Larger Map