Taman Kupu-Kupu Gita Persada merupakan Yayasan yang mengupayakan kelestarian kupu-kupu. Penangkaran yang menempati lahan seluas 4,8 Ha di kaki Gunung Betung. Tepatnya di jalan Way Rahaman, Desa Tanjung Manis, Kemiling, Bandar Lampung. Terletak sebelah barat dari pusat kota Bandar Lampung, kurang lebih 10 Km. Atau kalau menggunakan kendaraan sekitar 20 menit dari pusat kota.
|
Salah satu koleksi kupu-kupu di Taman Gita Persada Lampung. |
Taman penangkaran yang berupaya untuk melestarikan kupu-kupu di Bandar Lampung ini dibangun pada 1997 oleh Anshori Djausal dan Herawati Soekardi dengan mengumpulkan spesies kupu-kupu langka untuk dikembangbiarkan. Usaha ini akhirnya berhasil mengumpulkan lebih dari 180 spesies kupu-kupu yang habitat aslinya adalah Pulau Sumatera. Taman Gita Persada ini sementara hanya untuk keperluan wisata edukasi, tidak untuk umum, tatapi bagi yang ingin berkunjung dipersilahakn dengan tarif yang sangat terjangkau.
|
Add caption |
Untuk mencapai lokasi ini terlebih dahulu kita akan menjumpai lokasi wisata Bumi Kedaton, dari sana kita teruskan perjalanan memasuki kawasan
Bukit Barisan Gunung Betung. Kurang lebih 7 Km lagi setelah melawati Puskesmas dan Mesjid kita akan sampai di
Taman Kupu-Kupu Gita Persada ini. Taman yang terletak di ujung selatan dari Sumatra atau tepatnya berada
di kaki Gunung Betung yang dekat dengan deretan bukit barisan Sumatra.
|
Salah satu koleksi kupu-kupu yang sedang diupayakan untuk dikembangbiakkan di Gita Persada |
Gunung Betung merupakan salah satu kawasan konservasi yang sebagian berada di Bandar Lampung dan sebagian lagi di Kabupaten Pesawaran itu cukup sejuk, meskipun saat ini kemarau. Sampai disini udara terasa sejuk dan menyegarkan, karena kita tepat berada di bawah kaki bukit Gunung Betung. Masih banyak pepohonan besar yang terjaga dikawasan ini.
|
Kupu-kupu dengan warna yang sangat menarik di Gita Persada |
Didirikan pada tahun 1997 untuk menghindari kepunahan segala jenis kupu-kupu Sumatera akibat penggundulan hutan dan pengrusakan habitat alami mereka. Dua orang pendiri taman yakni bernama Anshori Djausal dan Herawati Soekardi berharap agar taman ini dapat menjadi teladan untuk konservasi kupu-kupu di seluruh dunia.
Dr.Herawati Soekardi adalah ahli kupu-kupu pertama di Indonesia yang memiliki tempat tersebut. Ia adalah dosen MIPA Biologi Unila. Lulusan S3 dari ITB. Suaminya, Ir.Anshori Djausal,M.T, juga dosen di Unila. Mengajar para mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan menjabat sebagai Pembantu Rektor IV bidang Kerjasama, Perencanaan dan Sistem Informasi.
|
Kupu-kupu yang hinggap di batang pohon di Gita Persada Lampung |
Untuk memudahkan pemotretan tersedia kandang penangkaran yang ditutup kelambu, karena tidak mudah mendapatkan gambar kupu-kupu yang sedang terbang atau juga yang sedang bertengger. Mereka akan terbang jika didekatai, perlu kerja keras untuk mendapatkan photo-photo yang bagus.
|
Salah satu jenis kupu-kupu yang tergolong langka. |
Jumlah jenis kupu-kupu yang ditangkarkan sebanyak 140 spesies, diantaranya yang berkatagori langka, yaitu : Troides helena. Jenis lain seperti Perut Merah, Limau Balak, Limau Halom, Limau Tutul, Kupu Hijau, Sirsak Biru, Sirsak Hijau, Ekor Pedang, Cacapuri, Johar Kuning, Kertas, Buntar, Daun Coklat, Widuri, Kepompong Emas dan sebagainya.
Indonesia adalah negara yang kaya akan jenis flora dan faunanya termasuk juga berbagai serangga seperti kumbang dan kupu-kupu. Akan selalu ditemukan jenis kupu-kupu baru atau kupu-kupu yang belum dikenal. Kekayaan ini menempatkan Indonesia sebagai mega biodiversity, sehingga kita wajib mempertahankannya dengan tetap menjaga keseimbangan alam agar ekosistem tetap lestari.
|
Rumah kupu-kupu untuk penangkaran kupu-kupu di Gita Persada Lampung |
Tentunya kalau ada kupu-kupu tentu sudah ada macam-macam bunga dari berbagai jenis. Kupu-kupu akan datang kalau ada bunga. Kupu-kupu tertentu akan datang untuk mencari bunga tertentu, sehingga untuk penangkaran kupu-kupu ini diperlukan juga bunga-bunga yang juga langka.
|
Koleksi berbagai bibit bunga di Taman Kupu-kupu Gita Persada |
Photografer : Azzahra R.